Rabu, 05 Agustus 2015

Meminimalkan Efek Kemoterapi


Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan sitotoksik dalam terapi kanker. Obat ini gunanya untuk membunuh sel kanker secara langsung. Kadang ditujukan sebagai obat “ anti-cancer “ atau “ antineoplastics”.

Kemoterapi mampu menghancurkan sel kanker microscopic yang mungkin masih ada setelah operasi ( disebut sebagai adjuvant therapy ) . Tujuannya untuk menjaga agar kanker tidak kambuh lagi

Ayah dari rekan saya, berumur 80 thn. bulan lalu di diagnosis kanker usus besar.  Padahal dari tes kesehatan biasa, seperti asam urat, kolesterol, tekanan darah, SGPT-SGOT, semuanya normal. Tapi beberapa bulan terakhir memang setiap buang air besar (maaf..) selalu mencret. Untungnya saat ke singapura, dia memeriksakan diri secara lengkap. dan dokter menemukan ada sel kanker yg sedang tumbuh di usus besarnya. Dokter mengharuskan untuk operasi karena kankernya sudah hampir menutupi saluran usus besarnya.

Tapi untuk menentukan apakah akan operasi atau tidak ada 3 hal yg harus benar2 dipikirkan :

1. Sudah siapkah dengan efek kemoterapi  ?

2. Apakah sudah siap biaya untuk operasi dan kemo ?

3. Apakah keluarga siap untuk membantu dan menjadi pendamping dan penyemangat dalam keadaan apapun ?

Seperti yg mungkin sudah anda ketahui, umumnya efek samping kemoterapi terbagi atas :

1.      Efek amping segera terjadi , timbul dalam 24 jam pertama pemberian, misalnya mual dan muntah.

2.      Efek samping yang awal terjadi, timbul dalam beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian

3.      Efek samping yang terjadi belakangan , yang timbul dalam beberapa hari sampai beberapa bulan

4.      Effek samping yang terjadi kemudian, yang timbul dalam beberapa bulan sampai tahun

Untuk lebih jelasnya, yg dialami setelah kemo adlh :

Anemia: lemah, lelah, kelelahan yg sangat. Timbul cairan di lengan atau kaki dan paru-paru,

Rambut rontok, mual, muntah, konstipasi, sakit saat buang air kecil, batuk, susah bernafas, berkeringat, vagina kering (bila wanita), sakit pada mulut, problem pada kulit, mengalami masalah berat badan, penurunan jumlah leukosit

Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh yang sangat penting.

Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama adalah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa lama setelah pemberian sitostatika dab berlangsung tidak melebihi 24 jam.

Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah  putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah (anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat menurunkan daya tubuh, trombositopenia dapat mengakibatkan perdarahan yang terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada traktus gastrointestinal.

Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada kebotakan. efek  samping  yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker baru.

Bila tidak siap dengan 3 hal diatas, mungkin akan lebih baik bila tidak dioperasi (asal si penderita tdk tahu bahwa dia punya kanker. karena semakin stress atau depresi, maka sel kanker akan semakin menyebar dan berbahaya ). perlu anda ketahui bahwa kemoterapi harus diselesaikan dengan tuntas. tidak boleh berhenti atau mengurangi dosis obat karena hal itu akan semakin memperparah kondisi pasien. bila hal itu dilakukan, maka besar kemungkinan pasien akan meninggal tidak lebih dari 1 thn kemudian. (konsultasikan lebih lanjut dgn dokter anda)

Namun, bila pun kondisinya harus dioperasi, satu hal yang paling penting yang harus anda persiapkan adalah kondisi si pasien sendiri. Dia harus punya kondisi kesehatan yg baik agar efek kemoterapi tidak terlalu menyakitkan. Untuk itu 2-3 minggu sebelum kemoterapi, konsumsilah makanan yg baik dan suplemen makanan yang organik.

Makanan yg dianjurkan adalah sayur dan buah yang beraneka warna. tidak dianjurkan untuk memakan daging merah seperti kambing dan sapi. jauhi udang, cumi dan makanan kaleng karena itu adalah radikal bebas yg akan memberi makan pada sel kankernya.

Untuk food suplemen yang benar-benar organik hanya nutrilite. Nutrilite adalah pelopor food suplemen dan satu-satunya food suplemen yang alami ,organik dan murni. benar2 dari tumbuhan tanpa pestisida setetespun.

Food Suplemen yg perlu anda konsumsi adalah :


Hi Protein

Protein digunakan sebagai bahan untuk membangun sel dan untuk daya tahan tubuh pasien.  Mampu meningkatkan trombosit. Produk ini berbentuk bubuk yang dapat dikonsumsi dengan mencampurkan pada makanan ataupun minuman seperti jus buah, susu, bubur kacang hijau dan sup.

isi : 450 g
Dosis anjuran : 2 x 1 sendok takar per hari

(Produk ini tidak dianjurkan untuk penderita Fenilketonuria, yaitu suatu kelainan dimana penderita tidak mampu mencerna fenilalanin. Dan juga pada penderita kerusakan ginjal. Penderita asam urat tinggi harus berhati-hati menggunkan produk ini, konsultasilah dgn dokter anda)

Tidak ada komentar: